Skandal Naturalisasi Malaysia: 7 Pemain Diskors Setahun, Muncul Kekhawatiran Karier Hancur Total

Skandal Naturalisasi Malaysia

Skandal Naturalisasi Malaysia: 7 Pemain Diskors Setahun, Muncul Kekhawatiran Karier Hancur Total

Sabtu, 1 November 2025 • beritabolabaru.com

Skandal Naturalisasi Malaysia
Skandal Naturalisasi Malaysia
Beritabolabaru.com  – Sepak bola Malaysia lagi kebakar. Bukan karena prestasi naik, tapi karena skandal. Tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia terkena sanksi berat setelah badan sepak bola dunia menilai ada manipulasi dokumen soal garis keturunan.Buntutnya bukan main: denda besar untuk federasi, larangan aktivitas sepak bola selama satu tahun penuh untuk pemainnya, dan reputasi yang sekarang jadi sorotan regional.

Sanksi Berat: Denda Besar dan Larangan Bermain 12 Bulan

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi hukuman finansial miliaran rupiah. Tidak berhenti di sana. Ketujuh pemain yang dianggap terlibat langsung juga dihukum individu.

Ringkasan Hukuman

  • Pemain dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan terhitung sejak 26 September.
  • Masing-masing pemain dikenai denda administratif.
  • FAM turut dikenai denda ratusan ribu franc Swiss (setara miliaran rupiah).

Ini bukan sekadar larangan main untuk tim nasional. Larangan ini berlaku luas: aktivitas sepak bola profesional mereka ikut terdampak, termasuk status kontrak di klub.

Siapa Saja Pemain yang Terlibat?

Ketujuh nama yang disebut sebagai bagian dari gelombang naturalisasi ini adalah:

Nama Pemain Catatan Posisi/Karier Singkat
Gabriel Felipe Arrocha Pemain berposisi menyerang, diproyeksikan sebagai bagian penting lini depan.
Facundo Tomas Garces Bek yang bermain di kompetisi papan atas Spanyol; kabarnya langsung dicoret dari daftar skuad klubnya.
Rodrigo Julian Holgado Penyerang. Klubnya disebut memberikan cuti tanpa bayaran setelah sanksi diumumkan.
Imanol Javier Machuca Gelandang serbaguna yang sempat dipromosikan sebagai calon pilar inti.
Joao Vitor Brandao Figueiredo Penyerang yang diharapkan menambah variasi serangan Malaysia, terutama duel fisik.
Jon Irazabal Iraurgui Pemain bertahan yang diproyeksikan untuk menambah pengalaman dan ketenangan di belakang.
Hector Alejandro Hevel Serrano Gelandang yang dipandang bisa jadi jembatan pengalaman Eropa ke tim nasional.

Intinya, bukan pemain sembarangan. Ini bukan stok pelengkap latihan. Ini pemain yang disiapkan jadi tulang punggung timnas dalam waktu dekat.

Masalahnya Ada di Mana?

Akar masalahnya ada pada klaim garis keturunan. Menurut keterangan resmi dari federasi, ketujuh pemain itu dianggap memenuhi syarat naturalisasi karena disebut punya leluhur (kakek/nenek) dengan darah Malaysia.

 

Baca Juga : Luciano Spalletti Resmi Latih Juventus: Janji ke Napoli Kini Jadi Bumerang

 

Masalahnya: investigasi di tingkat federasi internasional menemukan bahwa garis keturunan yang didaftarkan ternyata tidak sesuai dengan dokumen keluarga yang sah. Dalam bahasa kasar: dokumen asal-usul dinilai tidak valid.Hasilnya, proses naturalisasi mereka dianggap cacat. Itu yang jadi dasar sanksi.

Banding Sudah Masuk, Putusan Lanjutan Belum Turun

FAM tidak tinggal diam. Mereka sudah mengajukan banding resmi. Artinya, mereka minta hukuman ini ditinjau ulang, baik terhadap federasi maupun terhadap masing-masing pemain.

Sampai artikel ini dibuat, hasil banding belum diumumkan. Keputusan akhir ini penting buat masa depan karier tujuh pemain tadi.

Apa yang Ingin Dicapai dari Banding?

  • Mengurangi durasi larangan bermain dari satu tahun menjadi lebih pendek, misalnya enam bulan.
  • Memperbaiki posisi tawar pemain di klub, agar mereka tidak langsung “dimatikan” secara kontrak.
  • Mencegah penurunan nilai pasar pemain yang sekarang dinilai jatuh drastis.

Karena ini sepak bola profesional, hukuman bukan cuma urusan reputasi. Ini menyangkut gaji, kontrak, bahkan masa depan keluarga mereka.

Dampak Fisik: Satu Tahun Tidak Main Itu Brutal

Pemerhati sepak bola Malaysia, Zulakbal Abdul Karim, menyorot dampak yang kelihatannya sederhana tapi sebenarnya kejam: fisik pemain akan runtuh pelan-pelan.

Intinya, tubuh atlet itu bukan saklar. Kalau mereka berhenti latihan kompetitif terlalu lama, kondisi jatuh. Dalam dua-tiga minggu saja kebugaran sudah turun, apalagi satu tahun penuh larangan aktivitas sepak bola.

Secara teknis, pemain yang tidak dapat berkompetisi resmi selama 12 bulan berisiko kehilangan ketajaman, timing duel, insting posisi, kecepatan reaksi, dan daya tahan pertandingan. Semua itu tidak bisa dipulihkan hanya dengan jogging privat di gym.

Makanya, Zulakbal mendorong agar hukuman itu dipangkas durasinya. Menurut dia, kalau larangan bermain dipotong jadi setengah musim, para pemain masih punya kesempatan realistis untuk balik ke level kompetitif.

Dampak Ekonomi: Gaji, Nilai Pasar, Status di Klub

Efek lanjutannya adalah finansial. Beberapa pemain sudah mulai kena imbas langsung:

  • Ada yang langsung dicoret dari daftar skuad kompetisi resmi.
  • Ada yang diberi status cuti tanpa bayaran.
  • Ada yang nilai pasarnya anjlok karena dianggap “berisiko hukum.”

Situasi ini tidak cuma memukul mereka di level profesional. Ini juga menempelkan label toksik di nama mereka. Klub-klub potensial akan berpikir dua kali sebelum merekrut pemain yang status hukumnya belum sepenuhnya aman.

Masa Depan Mereka Masih Bisa Diselamatkan?

Jawaban jujur: tergantung putusan banding. Kalau banding gagal dan larangan tetap satu tahun penuh, beberapa dari mereka bisa masuk fase “hilang momentum” dalam usia yang harusnya puncak performa.

Kalau banding berhasil dan hukuman dipangkas, masih ada ruang untuk comeback. Dengan program fisik yang tepat, latihan terstruktur, dan jam bermain bertahap, kondisi mereka masih bisa dipulihkan.

Masalahnya, waktu tidak bisa ditarik mundur. Satu musim hilang berarti satu musim tidak terlihat oleh pelatih, tidak dinilai pencari bakat, tidak diuji di level kompetitif. Dalam sepak bola modern, hilang panggung = hilang nilai.

© 2025 beritabolabaru.com. Seluruh hak cipta dilindungi.

Beritabola

Penulis Profesional dan SEO Specialist Untuk beritabolabaru.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *