Jamie Carragher Minta Maaf ke Mohamed Salah, Tapi Tetap Beri Peringatan
Jamie Carragher Minta Maaf — Perseteruan antara legenda Liverpool, Jamie Carragher, dan penyerang bintang Mohamed Salah memanas pekan ini. Carragher sempat melontarkan kritik tajam ke Salah, namun akhirnya meminta maaf secara terbuka, meski tetap menyelipkan pesan peringatan bagi sang bintang Mesir.
Awal Mula Ketegangan: Komentar Pedas Salah
Ketegangan bermula dari komentar Mohamed Salah usai dicadangkan oleh pelatih Arne Slot dalam tiga laga terakhir Liverpool FC. Salah merasa dirinya dikambinghitamkan atas performa buruk tim dan menyiratkan rasa frustrasinya terhadap manajemen klub.
Salah juga mengungkit kontribusinya dalam sejarah Liverpool — termasuk membawa klub menjuarai UEFA Champions League dan dua kali menjuarai Premier League. Ungkapan ini memicu reaksi keras dari Carragher.
Kritik Keras dari Carragher: “Salah Bukan Siapa-Siapa Sebelum Liverpool”
Dalam responsnya, Jamie Carragher menyebut bahwa Salah terlalu emosional dan terkesan menyalahkan klub secara sepihak. Carragher bahkan mengatakan bahwa sebelum datang ke Anfield, Salah bukanlah siapa-siapa di kancah sepakbola Inggris.
Baca Juga : Real Madrid Terpuruk, Tapi Para Pemain Tetap Dukung Penuh Xabi Alonso
Permintaan Maaf Carragher: “Tapi Jaga Sikap di Luar Lapangan”
Dalam siaran langsung CBS Sports saat membahas Liga Champions, Micah Richards meminta Carragher untuk secara langsung meminta maaf pada Salah. Setelah sedikit ragu, Carragher akhirnya berkata:
“Mo, saya minta maaf telah bikin kesal. Saya mencintaimu sebagai pemain Liverpool, tapi kamu harus berperilaku baik di luar lapangan.”
Pernyataan ini memperlihatkan sisi emosional dan hormat Carragher terhadap kontribusi Salah, tetapi juga menegaskan bahwa perilaku publik seorang pemain top harus tetap dijaga.
Respon Panas dari Eks Timnas Mesir
Pernyataan Carragher tak hanya mengundang perhatian fans, tapi juga membuat gerah sejumlah mantan pemain Timnas Mesir. Salah satunya adalah Ahmed Elmohamady, eks bek Aston Villa yang langsung menyindir Carragher di media sosial X (dulu Twitter).
Elmohamady menyebut kritik Carragher sebagai tidak berdasar dan menghina sejarah perjuangan Salah dalam karier profesionalnya:
“Salah menulis ulang kisahnya melalui kerja keras dan kerendahan hati. Dia pergi ke Italia, membangun kembali dirinya, lalu kembali ke Premier League dan menjadi legenda.”
Elmohamady bahkan membongkar sejumlah insiden masa lalu Carragher, termasuk saat diremehkan oleh Cristiano Ronaldo dan komentar Jose Mourinho yang menyebut Carragher bukan termasuk 1.000 bek terbaik Premier League karena tak pernah memenangi trofi utama sebagai pemain.
Salah Masih Punya Nilai di Liverpool?
Momen ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Mohamed Salah masih punya tempat di skuad utama Liverpool? Performa musim ini memang mengalami penurunan. Dari 19 penampilan di semua kompetisi, Salah baru mencetak 5 gol — jauh dari standar yang biasa ia tunjukkan sejak bergabung dari AS Roma pada 2017.
Namun, banyak pihak tetap menilai Salah sebagai sosok vital di tim. Selain kontribusi gol dan assist, kehadirannya memberikan tekanan psikologis kepada lawan dan ruang lebih bagi rekan setim seperti Darwin Núñez dan Diogo Jota.
Kesimpulan: Ego, Emosi, dan Loyalitas
Perselisihan antara Carragher dan Salah mengungkap sisi lain dari dunia sepakbola: ego, emosi, dan loyalitas. Di satu sisi, Salah merasa kontribusinya layak dihormati. Di sisi lain, Carragher mewakili suara penggemar yang menuntut kedewasaan emosional dari ikon klub.
Yang jelas, perdebatan ini membuka ruang diskusi soal bagaimana pemain bintang harus bersikap dalam menghadapi tekanan internal klub. Mampukah Arne Slot menyatukan ruang ganti Liverpool kembali? Atau ini awal dari akhir era Mohamed Salah di Anfield?
