Aubameyang Sebut Pindah ke Chelsea Adalah Kesalahan Besar
Beritabolabaru.com – Pierre-Emerick Aubameyang blak-blakan menilai transfernya ke Chelsea sebagai “kesalahan besar”.
Periode singkat di Stamford Bridge kontras dengan masa subur di Arsenal, kebangkitan di Barcelona,
hingga kembali produktif bersama Marseille.
Pengakuan Auba: Alasan Keluarga dan Situasi Sulit
“Sebuah kesalahan pergi ke sana (Chelsea). Sungguh kesalahan besar,” ujar Aubameyang. Ia mengaku pindah karena situasi keluarga dan kebutuhan Barcelona menjual pemain saat itu.
Setelah paruh musim yang positif di Barcelona awal 2022, Auba mengambil jalan kembali ke London.
Namun, periode Chelsea terjadi di tengah masa transisi kepemilikan dan pergantian pelatih beruntun,
faktor yang ikut mengganggu stabilitas tim dan perannya di lapangan.
Baca Juga : Mimpi Kamerun ke Piala Dunia 2026 Pupus di Rabat: Gol Injury Time Mbemba Hancurkan Asa Onana
Kronologi Singkat: Dari Dortmund, Puncak di Arsenal, Singgah ke Barca, Tersendat di Chelsea
Dortmund → Arsenal
Nama Auba melejit di Dortmund, lalu mencapai puncak ketajaman di Arsenal: 92 gol/163 laga. Konflik internal menutup bab itu.
Barcelona
Paruh musim yang efektif di LaLiga mengembalikan sentuhan gol. Namun kebutuhan finansial klub membuat pintu keluar terbuka.
Chelsea
Hanya 3 gol/21 laga di semua ajang. Minim menit, ritme terputus, identitas permainan tim berubah-ubah seiring tiga kali pergantian pelatih.
Marseille → Arab Saudi → Marseille
Musim 2023–24 meledak lagi: 30 gol/51 laga. Sempat mencoba tantangan ke Al-Qadsiah pada 2024, lalu kembali ke Marseille setahun kemudian.
Mengapa Gagal di Stamford Bridge?
- Konteks tim tidak stabil: masa transisi kepemilikan diikuti perubahan arah proyek dan staf pelatih.
- Peran yang tak konsisten: rotasi dan skema yang berubah menyulitkan kontinuitas posisi serta koneksi antarlini.
- Minim ritme pertandingan: menit bermain tidak reguler menurunkan ketajaman dan kepercayaan diri di kotak penalti.
Hasilnya terlihat jelas: Chelsea mengakhiri musim di peringkat ke-12 Premier League dan Auba tidak pernah mencapai dua digit gol di sana,
satu-satunya klub Eropa besar tempat produktivitasnya macet.
Kebangkitan di Marseille: Bukti Mesin Golnya Masih Panas
Begitu menemukan lingkungan yang stabil dan peran yang jelas, insting gol Auba kembali. Catatan 30 gol/51 pertandingan pada 2023–24
menegaskan satu hal: ketika sistem mendukung dan ritme terjaga, eksekusi di kotak penalti masih kelas atas.
Pelajaran Karier dari Sosok Aubameyang
- Waktu & konteks transfer itu krusial: pindah tim tanpa fondasi yang stabil berisiko merusak momentum.
- Kesesuaian peran mengalahkan nama besar: label klub top tidak menjamin performa jika perannya tidak jelas.
- Ritme adalah segalanya bagi penyerang: menit reguler menjaga sentuhan, timing lari, dan ketajaman di sepertiga akhir.
Statistik Ringkas Titik Balik
| Klub | Periode Singkat | Catatan |
|---|---|---|
| Arsenal | 2018–2022 | 92 gol/163 laga, fase subur yang mengangkat reputasi di Inggris. |
| Chelsea | 2022–2023 | 3 gol/21 laga, periode paling sulit di lima liga top Eropa. |
| Marseille | 2023–2024 | 30 gol/51 laga, bukti kebangkitan dan kecocokan peran. |
Ke Mana Arah Auba Selanjutnya?
Dengan pengalaman panjang di Bundesliga, Premier League, LaLiga, hingga Ligue 1, Aubameyang menunjukkan kemampuan beradaptasi
selama ekosistem tim mendukung. Fokusnya kini sederhana: menjaga kebugaran, menit bermain, dan peran yang memaksimalkan kekuatan utama
sebagai finisher spontan di area 12–16 meter.
