Home / Berita Umum / Pria di Blitar Putuskan Berhenti Kerja dan Usaha Sendiri Budidaya Ulat Hongkong

Pria di Blitar Putuskan Berhenti Kerja dan Usaha Sendiri Budidaya Ulat Hongkong

Pria di Blitar Putuskan Berhenti Kerja dan Usaha Sendiri Budidaya Ulat Hongkong – Apabila ada niat pastinya ada jalan. Pepatah tersebut yg di yakini Harno hingga menentukan keluar dari area nyaman jadi pekerja di pabrik roti. Saat ini jadi peternak ulat hongkong, dia dapat meraih untung sampai Rp 3 juta per minggu.

Untuk Harno, penduduk Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, tinggalkan karir jadi buruh pabrik bukan soal yg ringan. Karenanya walaupun cuma berstatus jadi karyawan di Surabaya, tetapi penghasilan yg dia terima tiap-tiap bulan termasuk tinggi buat ukuran orang desa.

Lebih, pria berumur 34 tahun itu diyakini jadi mandor sehabis kerja sepanjang tiga tahun. Tetapi untuk Harno, punyai upaya sendiri tambah lebih aman buat hari depan keluarga yg baru didirikannya.

” Impian punyai upaya sendiri tambah kuat sehabis saya bersua kawan lama. Mereka menyebutkan, punyai upaya sendiri lebih enak ketimbang turut orang. Mulai waktu itu, saya buka-buka internet serta tertarik budidaya ulat hongkong ini, ” kata Harno di tempat tinggalnya, Kamis (14/2/2019) .

Kala jam istirahat kerja, Harno senantiasa menggali pengetahuan dari internet terkait budidaya ulat hongkong. Ia ikut mencari alamat serta mengabari pembudidaya beda di lokasi Blitar buat memperdalam tehnik budidaya dengan benar.

” Akhir tahun 2017 terus saya putuskan keluar kerja. Pulang kampung serta mengawali usaha sendiri budidaya ulat hongkong ini. Dari pengetahuan yg saya studi, upaya ini tak terbujuk cuaca. Senantiasa ada yg beli lantaran pakan burung buat lomba, ” imbuhnya.

Dari seseorang kawan di Kecamatan Talun, ia dapatkan bibit ulat hongkong serta wadah buat budidaya. Wadah itu berwujud kotak triplek ukuran 70 x 100 cm. Tidak cuman wadah, Harno ikut menyediakan pakan berwujud pelet lele.

” Ulat hongkong itu dapat berkembang baik bila medianya senantiasa kering, ” susulnya.

Rupanya tangan dingin Harno membawa hasil. Dalam seminggu, ia dapat nikmati hasil belajar kerasnya. Ulat Hongkong budidayanya dapat dipanen.

” Ada konsumen yg ada mengambil kesini. Sekarang harga Rp 30 ribu per kg. Sekalipun panen itu saya bisa untung hingga Rp 3 juta, ” ujarnya sembari ketawa.

Harno saat ini udah ada di area aman dengan meraih untung sebesar Rp 3 juta per minggu. Menurut dia, kepentingan ulat hongkong tambah bertambah. Gak cuma di kirim ke Solo, tetapi permohonan ikut ada dari Sulawesi serta Kalimantan.

” Namun saya nggak serakah dengan menaikkan wadah tambah banyak. Saya malahan membawa kawan beda buat punyai upaya yg sama seperti saya. Supaya dapat share pengetahuan pada mereka, ” katanya.

About admin