Iwan Bule Desak PSSI Gaet Lagi Shin Tae-yong: Chemistry, Disiplin, dan Proyek Besar Garuda

Iwan Bule dan Shin Tae-Yong

Iwan Bule Desak PSSI Gaet Lagi Shin Tae-yong: Chemistry, Disiplin, dan Proyek Besar Garuda

Jakarta • Minggu, 19 Oktober 2025

 

Iwan Bule dan Shin Tae-Yong
Iwan Bule dan Shin Tae-Yong
STY dinilai paling memahami karakter Garuda—modal penting menatap AFF 2026 dan Piala Asia 2027.
Sorotan Cepat:

  • Kursi pelatih Timnas Indonesia lowong usai Patrick Kluivert didepak menyusul kegagalan ke Piala Dunia 2026.
  • Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mendorong PSSI kembali mengontrak Shin Tae-yong (STY).
  • Alasan kunci: chemistry pemain–pelatih, disiplin tinggi, dan mental pemenang yang telah dibangun.
  • Nama top Eropa seperti Louis van Gaal ikut disebut dalam bursa, namun publik ramai dorong “STY comeback”.

Latar Panjang: Dari Kegagalan Kualifikasi ke Pencarian Nakoda Baru

beritabolabaru.com – Buntut tersingkirnya Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
membuat federasi menekan tombol reset. Kluivert out, spekulasi pun menggelinding: siapa yang sanggup merapikan ruang ganti,
menambal kekurangan taktikal, sekaligus mengelola ekspektasi publik yang semakin tinggi?

 

Baca Juga : Harry Kane Sentuh 400 Gol Karier di Der Klassiker: Bukan Sekadar Finisher

 

Dalam suasana itulah, Iwan Bule—Ketum PSSI 2019–2023 yang membawa STY ke Indonesia pada 2020—muncul dengan pesan lugas:
kembalikan Shin Tae-yong. Bukan sekadar nostalgia, tetapi karena proyek yang pernah dimulai STY sudah punya fondasi.
Menariknya, unggahan Instagram Iwan Bule mendapat lebih dari 4.900 likes, dan Shin Tae-yong termasuk yang
menyematkan tanda suka—sebuah sinyal yang tentu menambah bumbu cerita.

Alasan Utama Iwan Bule: Tiga Pilar STY

  • Mental — dari “bermain baik” menjadi bermental pemenang. Target tidak lagi sekadar partisipasi, tetapi kompetitif di level Asia.
  • Disiplin — standar tinggi ditegakkan tanpa kompromi. Ketertiban waktu, fokus latihan, hingga pola hidup atletik jadi harga mati.
  • Stamina — intensitas 2×45 menit plus ekstra waktu menuntut fondasi fisik prima agar taktik bisa dieksekusi konsisten.

Tiga elemen ini yang menurut Iwan Bule sulit ditiru dalam waktu singkat oleh pelatih baru mana pun. Apalagi STY sudah
tahu luar-dalam karakter anak-anak Garuda—dari bahasa tubuh hingga kebiasaan kecil di latihan—hal-hal yang sering
tak tercatat di papan taktik, tetapi menentukan garis tipis antara nyaris dan jadi.

Track Record: Bukti Bukan Janji

Tim/Turnamen Capaian Dampak
Timnas Senior – Piala Asia 2023 16 Besar Langkah historis dan mentas dari fase grup
Timnas U-23 – Piala Asia U-23 2024 Semifinal Generasi pelapis naik kelas dengan percaya diri
Keseluruhan Identitas permainan lebih agresif Standar fisik & disiplin meningkat

Publik Bicara: Resonansi & Harapan

Dukungan untuk STY bukan sekadar romantisme. Banyak yang menilai, konsistensi program jauh lebih penting ketimbang mulai dari nol
dengan metodologi baru. STY juga dianggap piawai mengelola lintas generasi: pemain senior, naturalisasi, dan para jebolan U-23.

Pro-Kontra: STY vs Opsi Pelatih Baru

Opsi Kelebihan Tantangan
Shin Tae-yong Kenal skuad, disiplin mapan, chemistry terbentuk Butuh dukungan penuh federasi & kontinuitas staf
Nama Eropa (mis. Louis van Gaal) Pengalaman elite, visi taktik luas Adaptasi kultur dan waktu mengenal skuad

Roadmap 12–18 Bulan: Dari FIFA Matchday ke Panggung Asia

Garis Besar Peta Jalan (usulan redaksi):

  1. 0–3 bulan: seleksi inti 28–30 pemain, kamp kebugaran tinggi, mini-camp taktikal, dan pemilihan lawan uji coba yang efektif menambah poin FIFA.
  2. 4–8 bulan: penguatan pola permainan (pressing, transisi, set-piece), integrasi talenta U-23 yang siap naik kelas, serta “role clarity” tiap posisi.
  3. 9–12 bulan: eksekusi Piala AFF 2026 (format tengah tahun). Target minimal final, idealnya juara—untuk memutus “kutukan runner-up”.
  4. 12–18 bulan: simulasi turnamen, uji coba lawan Asia tingkat menengah-atas, dan Piala Asia 2027 dengan target realistis menembus perempat final.

Isu Teknis: Kontrak, Staf, dan Komunikasi

Apa pun keputusan PSSI, ada tiga pekerjaan rumah yang sebaiknya beres sejak awal:

  • Struktur kontrak yang memberi ruang kerja cukup, sekaligus parameter evaluasi yang jelas (proses & hasil).
  • Komposisi staf yang solid: pelatih fisik, analis performa, spesialis set-piece—agar standar latihan naik kelas.
  • Komunikasi publik yang jernih. Dukungan suporter adalah bahan bakar; narasi resmi yang konsisten akan meredam turbulensi.

Apakah STY Akan Kembali?

Fakta bahwa STY menyukai unggahan Iwan Bule tentu mengundang senyum. Apakah itu pertanda? Belum ada jawaban definitif.
Namun jika PSSI menginginkan stability with progress, maka kontinuitas jadi kata kunci. STY punya rekam jejak,
tahu tantangan internal, dan—yang tak kalah penting—punya buy-in dari ruang ganti dan publik.

Kesimpulan

Indonesia butuh pelatih yang memimpin proyek, bukan sekadar menambal sulam hasil. Usulan Iwan Bule mengembalikan STY
menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan. Entah STY yang dipilih atau nama lain, peta jalan jelas, standar latihan tinggi,
dan keberanian regenerasi harus berdiri di depan. Garuda sudah punya pondasi—tinggal memilih arsitek yang tepat untuk
menyambungkan pondasi itu menjadi bangunan prestasi.

Beritabola

Penulis Profesional dan SEO Specialist Untuk beritabolabaru.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *