Igor Tudor Dipecat Juventus Usai Tren Buruk, Massimo Brambilla Jadi Caretaker

Igor Tudor Dipecat Juventus

Igor Tudor Dipecat Juventus Usai Tren Buruk, Massimo Brambilla Jadi Caretaker

Kamis, 30 Oktober 2025

 

Igor Tudor Dipecat Juventus
Igor Tudor Dipecat Juventus
Beritabolabaru.com – Juventus resmi memecat Igor Tudor dari jabatan pelatih kepala tim utama pada 27 Oktober 2025, setelah klub menelan rangkaian hasil buruk selama lebih dari satu bulan terakhir. Keputusan ini diumumkan langsung oleh pihak klub, yang juga mengonfirmasi bahwa seluruh anggota staf Tudor, yaitu Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci, ikut dilepas.

Inti Keputusan Juventus

  • Juventus memutus kerja sama dengan Igor Tudor dan stafnya per 27 Oktober 2025.
  • Alasan utama: delapan laga beruntun tanpa kemenangan, termasuk tiga kekalahan terakhir secara beruntun.
  • Tim gagal mencetak gol di empat pertandingan terakhir dan merosot di klasemen Serie A.
  • Massimo Brambilla, pelatih Juventus NextGen, ditunjuk sebagai pelatih sementara (caretaker) untuk laga terdekat kontra Udinese.

Habis Manis, Sepahit Turin

Padahal, awalnya ada optimisme. Tudor bukan orang asing di Turin. Ia adalah mantan bek Juventus, bagian dari skuad juara Serie A era awal 2000-an, dan pernah jadi asisten Andrea Pirlo pada musim 2020/21. Klub memanggilnya kembali pada Maret 2025 untuk menggantikan Thiago Motta yang dipecat setelah serangkaian hasil memalukan.

Setelah datang, Tudor berhasil mendorong Juventus finis empat besar Serie A musim lalu dan mengamankan tiket Liga Champions, sesuatu yang dianggap krusial secara finansial dan reputasi. Karena pencapaian itu, ia kemudian dipertahankan untuk musim 2025/26, bukan sekadar pelatih darurat.

 

Baca Juga : Arsene Wenger: El Clasico Real Madrid vs Barcelona Ibarat Pria Dewasa vs Bocah

 

Start musim 2025/26 bahkan kelihatan positif. Juventus menang di tiga laga awal Serie A, termasuk kemenangan 4-3 atas Inter Milan yang langsung bikin fans merasa “era baru” sudah dimulai. Tapi euforia itu runtuh sangat cepat.

Krisis Performa: 8 Laga Tanpa Kemenangan

Setelah tiga laga awal yang menjanjikan, Juventus masuk ke fase jatuh bebas. Delapan pertandingan tanpa kemenangan di semua kompetisi. Bukan cuma gagal menang, tim ini juga gagal mencetak gol di empat laga terakhir. Untuk klub sekelas Juventus, itu bukan sekadar buruk. Itu memalukan.

Periode itu juga berisi tiga kekalahan beruntun setelah jeda internasional: kalah dari Como di liga domestik, kalah dari Real Madrid di Liga Champions, dan terakhir kalah dari Lazio. Kekalahan di Olimpico lawan Lazio pada Minggu (26/10/2025) kelihatan jadi titik di mana kesabaran manajemen habis.

“Klub berterima kasih pada Igor Tudor dan seluruh stafnya atas profesionalisme dan dedikasi selama beberapa bulan terakhir dan mendoakan yang terbaik untuk karier mereka di masa depan.”

Pernyataan resmi Juventus

Masalah di Lapangan: Gol Mandul, Struktur Rapuh

Ada dua masalah besar yang bikin Juventus di bawah Tudor terlihat runtuh.

  • Serangan mandul. Kenan Yildiz dan para penyerang lain kehilangan suplai bersih. Lini tengah lambat membangun serangan, variasi serangan tumpul, dan tidak ada eksekutor yang konsisten. Hasilnya jelas: empat laga terakhir tanpa gol.
  • Pertahanan longgar. Juventus mulai bikin kesalahan dasar di belakang. Struktur blok bertahan yang biasanya jadi identitas Bianconeri berubah jadi kepanikan. Lawan terlalu mudah masuk ke sepertiga akhir.

Mental pemain ikut jatuh. Tekanan pressing tidak kompak, jarak antarlini terlalu renggang, dan build-up gampang sekali dipatahkan lawan. Bahasa kasarnya, Juventus kehilangan identitas permainan.

Posisi Juventus Sekarang

Dampak dari periode tanpa kemenangan itu terasa di klasemen. Juventus terlempar dari posisi nyaman di papan atas Serie A, dan mulai dikritik publik karena performa yang dianggap sangat jauh dari standar historis klub.

Ada satu catatan yang bikin malu internal: delapan laga tanpa kemenangan adalah salah satu laju terburuk klub dalam lebih dari satu dekade. Untuk tim yang menuntut mental juara setiap musim, ini tidak bisa dinegosiasi.

Timeline Singkat Era Igor Tudor di Juventus

Periode Peristiwa
Maret 2025 Ditunjuk menggantikan Thiago Motta setelah krisis hasil.
Mei 2025 Mengantar Juventus finis empat besar Serie A dan lolos ke Liga Champions musim berikutnya.
Awal Musim 2025/26 Start bagus: tiga kemenangan awal Serie A termasuk menang 4-3 atas Inter Milan.
September–Oktober 2025 Masuk periode delapan laga tanpa kemenangan; empat laga terakhir tanpa gol.
26 Okt 2025 Kalah dari Lazio, tekanan pada Tudor mencapai puncaknya.
27 Okt 2025 Juventus resmi memecat Igor Tudor. Massimo Brambilla ditunjuk sebagai caretaker.

Massimo Brambilla Naik Kelas

Juventus bergerak cepat. Klub menunjuk Massimo Brambilla, pelatih Juventus NextGen (tim satelit/pengembangan), sebagai pelatih sementara untuk laga berikutnya melawan Udinese, yang dijadwalkan berlangsung Kamis (30/10) dini hari WIB.

Brambilla dianggap sosok paling masuk akal dalam jangka pendek karena ia sudah paham struktur internal klub, mengetahui karakter pemain muda, dan bukan figur asing bagi manajemen. Dalam kondisi ruang ganti yang retak dan atmosfer publik panas, Juventus butuh figur penstabil, bahkan jika itu hanya sementara.

Laporan internal menyebut Brambilla akan memotong pendekatan taktik yang terlalu rumit. Fokusnya: bikin tim lebih agresif sejak awal, lebih direct dalam menyerang, dan mengembalikan intensitas tanpa bola. Singkatnya, bikin Juventus terasa hidup lagi.

Pelatih Permanen Berikutnya?

Posisi pelatih permanen Juventus sekarang jadi rebutan spekulasi. Nama-nama besar mulai disebut, termasuk pelatih berpengalaman yang pernah membawa tim juara liga dan terbiasa bekerja di bawah tekanan tinggi.

Intinya, manajemen Juventus tidak lagi mencari sekadar “pemadam kebakaran”. Mereka ingin arsitek baru yang bisa membangun ulang identitas permainan, bukan hanya sekadar ambil poin darurat. Setelah drama pergantian dari Thiago Motta ke Igor Tudor dan sekarang ke Massimo Brambilla, Juventus paham mereka sedang mempertaruhkan bukan cuma satu musim, tapi arah proyek klub.

Apa Artinya Buat Juventus?

Pemecatan Igor Tudor adalah sinyal keras dari manajemen. Klub ini tidak mau terlihat sebagai tim yang puas sekadar aman di zona Liga Champions. Target mereka tetap dua: kembali jadi penantang serius Scudetto di Serie A dan tampil layak di Liga Champions.

Masalahnya, skuad Juventus saat ini bukan tanpa cacat. Rekrutmen yang tidak selalu konsisten beberapa musim terakhir, ditambah bongkar-pasang pelatih, membuat identitas teknis tim kabur. Banyak analis menganggap persoalan Juventus bukan sekadar “pelatih salah taktik,” tapi juga perencanaan jangka panjang klub yang tersendat.

Juventus lagi-lagi berharap pelatih baru bisa jadi solusi cepat. Pertanyaannya: problem utamanya benar-benar ada di pelatih, atau klub ini memang sudah terlalu lama hidup dalam mode darurat tanpa rencana stabil?

Kesimpulan

Igor Tudor datang sebagai solusi jangka pendek, berhasil menyelamatkan Juventus musim lalu dan mengantar mereka ke empat besar. Tapi ketika performa hancur di awal musim ini, dengan delapan laga tanpa kemenangan dan serangan yang mandul total, status penyelamat itu langsung habis nilainya. Pada akhirnya, Tudor disingkirkan dan Juventus bergerak ke fase berikutnya bersama Massimo Brambilla sebagai caretaker.

Sekarang semua mata menuju dua pertanyaan besar: apakah Brambilla bisa menstabilkan ruang ganti, dan siapa sosok permanen yang akan dipercaya memulihkan martabat Juventus.

© 2025 BeritaBolaBaru.com

Beritabola

Penulis Profesional dan SEO Specialist Untuk beritabolabaru.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *