Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan, Chivu Ungkap Frustrasi Besar

Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan

Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan, Chivu Ungkap Frustrasi Besar

Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan
Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan

Inter Milan Dominan Tapi Tumbang dari AC Milan – Derby della Madonnina kembali menghadirkan drama. Inter Milan tampil dominan hampir sepanjang laga, tetapi justru harus pulang dengan kepala tertunduk setelah dikalahkan AC Milan 0-1 di Stadion Giuseppe Meazza, Senin (24/11/2025) dini hari WIB. Kekalahan ini membuat pelatih Inter, Cristian Chivu, tak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya.

Statistik Inter Mendominasi, Tapi Hasil Berbicara Lain

Dari catatan resmi Serie A, Inter menguasai bola hingga 64%, melepaskan 20 tembakan dengan enam yang tepat sasaran. Bahkan, Inter memperoleh peluang emas lewat titik penalti — namun gagal dikonversi menjadi gol.

Sebaliknya, AC Milan tampil lebih pragmatis di bawah komando Stefano Pioli (atau caretaker bila sudah berubah pada 2025). Rossoneri membiarkan Inter menekan sejak menit awal, namun memanfaatkan serangan balik dengan efisien. Inilah yang membuat pertandingan berjalan tidak sesuai naskah.

Gol Tunggal Christian Pulisic Jadi Pembeda

Di tengah tekanan Inter yang terus membombardir pertahanan Milan, yang justru mencetak gol adalah tim tamu. Berawal dari serangan balik cepat, tembakan Alexis Saelemaekers dihalau barisan belakang Inter, tetapi bola liar jatuh tepat di jalur Christian Pulisic.

Winger timnas Amerika Serikat itu langsung menyambar bola dengan finishing presisi, membuat kiper Inter tak berkutik. Gol tunggal ini sudah cukup membawa Rossoneri mengamankan kemenangan penting dalam persaingan papan atas.

 

Baca Juga : Arteta Bongkar Taktik Thomas Frank, Arsenal Libas Tottenham 4-1 di Emirates Stadium

 

Bagi Inter, gol itu terasa seperti pukulan telak di tengah dominasi permainan yang mereka tunjukkan. Hal itulah yang membuat kekalahan terasa jauh lebih menyakitkan.

Chivu: “Kami Nyaris Sempurna, Tapi Sepakbola Memang Kejam”

Dalam wawancara dengan Football Italia, Cristian Chivu menjelaskan penyebab utama frustrasi timnya.

“Rasa frustrasi bukan cuma karena peluang yang kami ciptakan, tapi performa dan fokus. Kami hampir tidak memberi mereka ruang untuk serangan balik, padahal kami tahu dua striker mereka bisa sangat berbahaya,” ujar Chivu.

“Sekali kami kehilangan bola di tengah, mereka mencetak gol. Itulah sepakbola. Saya memilih untuk melihat sisi positif: performa pemain, determinasi, dan usaha mereka sampai akhir. Tapi jelas kami kecewa kebobolan lewat situasi seperti itu,” tambahnya.

Chivu juga mengungkap bahwa timnya dua kali membentur mistar gawang — sebuah gambaran betapa tidak bersahabatnya keberuntungan bagi Inter malam itu.

Kehilangan Poin yang Berpengaruh pada Klasemen

Kekalahan ini membuat Inter kehilangan momentum penting dalam perburuan gelar Serie A 2025/2026. Sebelum laga, Inter berada dalam tren positif dan menjadi salah satu favorit juara, bersaing ketat dengan AC Milan, Juventus, dan Napoli.

Dengan tiga poin melayang, Inter kini harus mengejar lagi untuk menjaga posisi di papan atas. Sementara Milan mendapatkan dorongan moral besar karena menang dalam derby, salah satu pertandingan paling bersejarah dalam sepakbola Eropa.

Pola Permainan Inter: Menguasai Tapi Tidak Menghabisi

Permasalahan Inter sebenarnya bukan soal dominasi, melainkan kurangnya efektivitas. Statistik menunjukkan bahwa Inter unggul dalam penguasaan bola, progresi serangan, dan xG (expected goals). Namun serangan yang tersendat di sepertiga akhir, termasuk kegagalan penalti, membuat mereka gagal mengubah dominasi menjadi kemenangan.

Beberapa analis Serie A menilai bahwa Inter kurang agresif di area kotak penalti lawan dan terlalu banyak membangun serangan dari tengah, sehingga mempermudah Milan menutup ruang.

Dengan skuad bertalenta seperti Lautaro Martínez, Hakan Çalhanoğlu, Marcus Thuram, dan Nicolò Barella, publik Inter tentu berharap ada sentuhan penyelesaian yang lebih matang.

Milan: Efisien, Terorganisir, dan Mematikan Saat Serangan Balik

Sementara Inter merasa kehilangan peluang, Milan sebaliknya tampil sangat efektif. Organisasi pertahanan yang solid, transisi cepat, dan disiplin tinggi membuat mereka mampu bertahan dari gempuran Inter.

Pemain seperti Theo Hernández, Fikayo Tomori, dan Davide Calabria menunjukkan performa defensif luar biasa dalam menutup pergerakan Inter. Di depan, Pulisic dan Saelemaekers jadi ancaman setiap kali Milan mendapat ruang.

Chivu Berharap Mental Pemain Tak Runtuh

Meski kecewa, Chivu menegaskan bahwa ia tetap bangga dengan perjuangan pemainnya. Ia meminta seluruh skuad untuk tetap tenang dan menjadikan kekalahan ini sebagai pelajaran penting untuk laga-laga berikutnya.

“Mereka mencoba mencetak gol dengan segala cara. Itu mentalitas yang ingin saya lihat. Kami akan bangkit,” tegas Chivu.

Derby della Madonnina kali ini menjadi pengingat bahwa dalam sepakbola, dominasi tidak selalu menjamin kemenangan. Inter Milan mungkin bermain lebih baik, namun AC Milan menunjukkan bahwa satu momen efektif bisa menjadi pembeda besar. Liga Italia masih panjang, dan keduanya akan kembali bertarung untuk memperebutkan mahkota Serie A.

Beritabola

Penulis Profesional dan SEO Specialist Untuk beritabolabaru.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *