Beritabolabaru.com – Mohamed Salah baru saja menulis lagi namanya di buku sejarah Liverpool. Penyerang asal Mesir itu sudah mencapai total 250 gol di semua kompetisi bersama The Reds, setelah ikut mengamankan kemenangan 2-0 atas Aston Villa pada laga pekan ke-10 Liga Inggris 2025/2026 di Anfield.

Salah membuka skor tepat sebelum turun minum. Gol kedua Liverpool lahir pada babak kedua lewat Ryan Gravenberch. Hasil ini terasa melegakan karena Liverpool sebelumnya terjebak dalam periode suram: empat pertandingan tanpa kemenangan, tekanan media, dan narasi “tim jatuh bebas”. Sekarang mereka kembali dapat poin penuh.

Dengan kemenangan ini, Liverpool naik ke posisi ketiga klasemen sementara Premier League dengan raihan 18 poin. Mereka masih tertinggal tujuh angka dari Arsenal yang ada di puncak, tapi setidaknya sekarang napas sudah tidak sependek kemarin.

Salah Akhirnya Panas Lagi

Beberapa pekan terakhir, Salah di-bully publik karena disebut tidak setajam musim-musim sebelumnya. Pertanyaan basi yang selalu muncul: “Apakah ini awal penurunan Salah?”

Jawabannya untuk sementara: tenang, belum. Dalam dua pertandingan terakhir di semua kompetisi, Salah berhasil mencetak dua gol. Momentum ini penting, bukan cuma buat ego pemain yang statusnya nyaris ikon klub, tapi juga buat ruang ganti. Ketika pemain paling senior secara status menyerang kembali, energi tim ikut naik.

Samai Rekor Wayne Rooney

Gol dan assist Salah di Premier League untuk Liverpool kalau dihitung total kontribusinya (gol plus assist) sekarang sudah menyentuh angka 276 keterlibatan gol dalam 298 pertandingan liga.

Angka itu membuat dia menyamai catatan Wayne Rooney di Manchester United, soal betapa besar peran satu pemain terhadap output gol klub di kompetisi yang sama. Dengan kata lain: bukan cuma striker haus gol, tapi juga fasilitator serangan.

Ini bukan statistik kosmetik. Ini bicara konsistensi. Bertahun-tahun. Dalam tekanan. Dalam berbagai era pelatih, perubahan skema, pergantian partner depan. Semua orang diubah Liverpool, tapi Salah tetap jadi sumber daya utama.

Dan sekarang, posisi Salah bukan sekadar winger kanan. Dia sudah lama jadi struktur taktik itu sendiri. Liverpool boleh ganti nama pelatih dan model build-up serangan, tapi template dasarnya masih: cari Salah, dan dunia jadi agak lebih aman.

Liverpool Butuh Dia Lebih dari Sebelumnya

Liverpool belakangan ini tidak sedang dalam versi terbaik. Periode dua bulan terakhir penuh kekalahan, ruang publik nggak sabar, dan narasi bahwa tim ini mungkin tidak lagi menakutkan.

Kemenangan atas Aston Villa jadi semacam reset psikologis. Ini bukan cuma tiga poin biasa. Ini adalah momen deklarasi bahwa ruangan ini belum pecah.

Salah paham betul soal itu. Setelah laga, ia bicara singkat tapi tajam:

“Menyenangkan sekali bisa mencetak banyak gol dan trofi di klub sebesar ini, ini adalah hasil kerja keras saya. Saya bangga sekali dan senang dengan pencapaian itu.”

Bahasa terjemah bebasnya: saya tahu kalian meragukan saya, tapi lihat papan skor.

Target Berikutnya

Ada satu catatan kecil tapi penting: kontribusi 276 gol tadi kemungkinan tidak akan bertahan lama di angka itu. Dalam laga berikutnya, Liverpool dijadwalkan bertemu Manchester City. Skenario sederhananya, jika Salah mencetak gol atau assist, dia akan berdiri sendirian di depan Rooney dalam daftar kontribusi gol ke satu klub Premier League.

Dan kalau itu terjadi, statusnya di Liverpool naik dari “legenda modern” jadi “aset sejarah hidup.” Dengan kalimat lain: orang ini akan disebutkan dalam kalimat yang sama dengan Ian Rush, Steven Gerrard, dan Kenny Dalglish sampai generasi berikutnya bosan mendengar namanya.

Singkatnya: semua orang sibuk tanya “apakah era Salah sudah habis?”. Lalu Salah menjawab sendiri, di lapangan, pakai gol.