Arsene Wenger: El Clasico Real Madrid vs Barcelona Ibarat Pria Dewasa vs Bocah
Skor Akhir El Clasico
- Real Madrid 2
- Barcelona 1
- Pencetak gol Madrid: Mbappé, Bellingham
- Pencetak gol Barcelona: Fermin Lopez
- Mbappé gagal penalti, diselamatkan Wojciech Szczesny
Real Madrid kini unggul lima poin di puncak klasemen LaLiga atas Barcelona. :contentReference[oaicite:2]{index=2}
“Ini Kaya Pria Dewasa vs Bocah”
Wenger memuji organisasi Real Madrid yang dilatih Xabi Alonso. Dia menilai Madrid terlihat matang secara fisik, disiplin secara taktik, dan percaya diri setiap kali menyerang. Barcelona sebaliknya disebut kurang dewasa dalam momen penting.
Wenger menyebut laga ini “sedikit seperti pria-pria dewasa melawan bocah-bocah” karena Madrid lebih kuat bertahan, sedangkan Barcelona rapuh dan kehilangan ketajaman di depan tanpa Robert Lewandowski dan Raphinha.
Bahasa kasarnya: Madrid kelihatan siap membunuh pertandingan kapan saja. Barcelona kelihatan ingin main cantik, tapi tidak punya gigi.
Madrid Terlihat Lebih Matang di Semua Lini
Wenger bilang salah satu faktor terbesar adalah struktur pertahanan Madrid. Garis belakang Los Blancos disebut jauh lebih solid, lebih disiplin, dan jarang panik meski El Clasico ini tensinya tinggi dan dipenuhi drama, termasuk insiden sentimen panas dengan Vinicius Jr dan adu mulut antarpemain yang sampai harus ditenangkan ofisial.
Dia menyoroti bagaimana Xabi Alonso menyeimbangkan tim: Madrid bisa bertahan rapat, menunggu momen, lalu menghukum Barcelona lewat kecepatan Mbappé dan kecerdasan Bellingham. Kombinasi itu bikin Madrid hampir selalu terlihat “bisa cetak gol satu lagi” setiap kali mereka naik.
Baca Juga : Igor Tudor Dipecat Juventus Usai Tren Buruk, Massimo Brambilla Jadi Caretaker
Barcelona Dinilai Tidak Matang, Tidak Tajam
Wenger juga menyorot masalah Barcelona. Menurut dia, lini belakang Barca kehilangan pengalaman setelah ditinggal figur senior seperti Íñigo Martínez, membuat bek muda mereka terlihat tidak nyaman menghadapi penyerang level predator seperti Mbappé.
Masalah kedua: serangan. Tanpa Robert Lewandowski sebagai target man dan Raphinha sebagai ancaman sayap, Barcelona terlihat ompong. Wenger menyebut Blaugrana “punya bola, tapi tidak terlihat akan cetak gol.” Mereka memang menguasai permainan lebih lama setelah penalti Mbappé gagal, tapi tidak punya tusukan berbahaya yang konsisten ke jantung pertahanan Madrid.
Ini selaras dengan analisis internal Madrid juga: mereka merasa Barcelona cuma menang penguasaan bola, bukan penguasaan momen. Di laga selevel El Clasico, yang dihitung bukan seberapa sering kamu pegang bola, tapi seberapa kejam kamu di lima detik penting.
Xabi Alonso Dapat Kredit Penuh
Wenger tidak cuma mengkritik Barcelona. Dia secara spesifik memuji pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, yang dianggap berhasil memberi keseimbangan tim sekaligus mentalitas siap perang untuk laga besar pertamanya di El Clasico LaLiga sebagai pelatih Madrid.
Alonso disebut paham dua hal yang paling menentukan di level elite:
- Bagaimana menutup ruang di belakang lini tengah agar Barcelona tidak bisa menusuk lewat kombinasi cepat, dan
- Bagaimana memaksimalkan Mbappé di ruang kosong. Madrid seperti sengaja menyiapkan skema “lempar bola ke ruang belakang bek Barca, biar Mbappé lari dan siap tusuk”.
Kita juga lihat peran Jude Bellingham yang bukan cuma pencetak gol kemenangan, tapi juga playmaker situasional. Wenger menyebut momen umpannya sebagai level kelas dunia, sesuatu yang Barcelona tidak punya sepanjang laga itu.
Statistik Kunci El Clasico 26 Oktober 2025
| Detail | Catatan |
|---|---|
| Skor akhir | Real Madrid 2 – 1 Barcelona |
| Pencetak gol Madrid | Kylian Mbappé, Jude Bellingham |
| Pencetak gol Barcelona | Fermin Lopez |
| Penalti | Mbappé gagal eksekusi, diselamatkan Wojciech Szczesny |
| Dampak klasemen | Madrid memimpin lima poin di puncak LaLiga |
| Catatan Wenger | “Pria dewasa vs bocah”, Barca kurang matang dan tidak tajam |
Data skor dan situasi klasemen berdasarkan laporan pascalaga El Clasico 26 Oktober 2025. :contentReference[oaicite:12]{index=12}
Masalah Barcelona Lebih dari Sekadar Cedera
Ketiadaan Lewandowski dan Raphinha jelas mengurangi ancaman langsung Barca di depan gawang. Tapi Wenger menekankan bahwa ini bukan cuma urusan siapa yang absen. Ini soal kematangan. Barcelona dianggap kurang “dingin” dan kurang percaya diri di momen paling mahal: momen yang memutuskan hasil.
Situasi ini bikin pelatih Barcelona sekarang, yang duduk di tribun karena skorsing saat laga, berada dalam tekanan besar. Barcelona butuh reaksi cepat supaya musim tidak langsung terseret Madrid di klasemen. Kalau tidak, selisih lima poin bisa jadi jurang psikologis.
Kesimpulan: Madrid Sudah Tim Matang, Barca Masih Proyek Berkembang
Analisis Wenger tajam tapi sederhana: Real Madrid terlihat seperti tim jadi. Mereka tahu kapan harus menekan, kapan harus menunda tempo, kapan harus menghukum. Sementara itu, Barcelona terlihat seperti tim yang masih belajar jadi dewasa, terutama ketika para pemain kuncinya absen dan para bek muda harus langsung berhadapan dengan Mbappé yang lapar dan Bellingham yang klinis.
Ini bukan cuma kemenangan tiga poin. Buat Madrid, ini pernyataan dominasi, tanda bahwa era Xabi Alonso bukan sekadar wacana. Buat Barcelona, ini alarm keras: pegang bola itu bagus, tapi tanpa ketenangan, fisik, dan kedewasaan taktik, kamu cuma terlihat cantik sampai ditekan.
